Seketika kaki terhenti di sudut pintu hati kecilku Merenung tajam pada secebis kekuatan diriku ini
Kekuatan yang hampir terlerai ikatan ketabahannya
Sungguh kelemahan ini menghampakan diriku
Bermandikan titisan semangat yang tidak basah
Berlalu sepi kesedihan yang mendinginkan jiwaku
Mendongak langit biru yang tenang dadanya
Menyentuh embun pagi yang nyaman titisannya
Mengharapkan hatiku setenang kebiruan langitMu
Senyaman embun pagiMu yang mendamaikan jiwa
Lafazku mengucap syukur pada rahmat ihsanMu
Tidak kubiar keikhlasan tersimpang dari redhaMu
Desiran angin bertiup menyampaikan kabaran rindu
Ku ukirkan tugu kasih cinta dengan keimanan didada
Mungkinkah kutemui insan semulia setanding kasihmu
Tulus kasihmu tiada tara bertakhta selamanya dihati
Ku serahkan sebuah harapan bernama doa dan tawakal
Biar puing kasihku membisikkan rinduku kepadamu
Wajahmu lembut biasan pekertian nan tinggi
Katamu berhikmah litupan hatimu yang tulus suci
Kau permaisuri dihati yang menghiburkan jiwaku
Tuhan kekalkanlah takhta indah Permaisuri dikalbu
Ku genggam dirimu antara kekasih pilihan hatiku
Biarkan dia menemaniku menggapai indah cintaMu
Seketika ku biar diri terlontar di dunia khayalan
Hilang bersama kelembutan belaian cinta hamba
Tersedar aku dari lena panjang yang mengasyikkan
Kembali diriku berpijak nyata pada dataran hakikat
Sejauhnya aku pendam lafaz yang tersimpan dihati
Gusar keindahannya merampas cinta hakiki Ilahi
Nukilan: Khairul Azmi